Tekanan Darah Rendah (Hipotensi) - Penyebab dan Gejalanya
Hipotensi adalah suatu kondisi dimana tekanan darah seseorang berada di bawah batas normal. Kondisi ini kebalikan dari hipertensi

By Batu Akik 25 Feb 2024, 10:45:25 WIB Kesehatan
Tekanan Darah Rendah (Hipotensi) - Penyebab dan Gejalanya

Gambar : Darah Rendah


Hipotensi adalah suatu kondisi dimana tekanan darah seseorang berada di bawah batas normal. Kondisi ini kebalikan dari hipertensi atau tekanan darah tinggi. Ada beberapa faktor yang bisa menyebabkan seseorang mengalami penyakit ini.

Tekanan darah rendah atau tekanan darah rendah tidak hanya diidentikkan sebagai gejala demam berdarah dengue (DBD). Namun, hal ini juga bisa menjadi masalah kesehatan dan menjadi penyakit tersendiri.

Untuk lebih memahaminya, baca penjelasan lengkap mengenai tekanan darah rendah pada artikel di bawah ini.

Apa itu Hipotensi?

Hipotensi adalah suatu kondisi dimana tekanan darah dalam tubuh berada di bawah batas normal atau biasa disebut dengan hipotensi. 

Anda mungkin bertanya-tanya, apa perbedaan tekanan darah tinggi dan hipotensi? Jadi, hipertensi adalah suatu penyakit dimana tekanan darah dalam tubuh seseorang melebihi 140/90 mmHg. Berbeda dengan hipertensi, hipotensi terjadi ketika tekanan darah berada di bawah 90/60 mmHg. Saat ini, tekanan darah normal adalah antara 90/60 mmHg hingga 120/80 mmHg.

Penyebab hipotensi

Perubahan tekanan darah seseorang merupakan hal yang normal. Hal ini mungkin terjadi karena keadaan dan kegiatan yang dilakukan. Selain itu, beberapa faktor bertanggung jawab atas rendahnya tekanan darah mereka yang terkena dampak. Di antara penyebab hipotensi adalah:

1. Volume darah rendah dalam tubuh

Kondisi ini bisa terjadi ketika seseorang mengalami cedera serius dan mengeluarkan darah. Bila perdarahan terjadi dalam jumlah banyak, maka dapat mengakibatkan berkurangnya volume darah dan aliran darah ke berbagai jaringan tubuh menjadi tidak maksimal. Hal ini menyebabkan tekanan darah dalam tubuh turun secara signifikan.

2. Dehidrasi

Saat tubuh mengalami dehidrasi atau dehidrasi, volume darah berkurang. Kondisi ini dapat menyebabkan berkurangnya jumlah darah dalam tubuh. Hal ini menyebabkan badan terasa lemas, cepat lelah dan pusing.

3. Masalah jantung

Masalah jantung seperti gagal jantung, serangan jantung dan lain-lain dapat menyebabkan jantung tidak berfungsi maksimal. Akibatnya, kondisi ini bisa memengaruhi tekanan darah tubuh, misalnya menyebabkan hipotensi.

4. Selama kehamilan

Wanita hamil juga mungkin mengalami tekanan darah rendah atau hipotensi. Biasanya, hipotensi terjadi pada ibu antara usia kehamilan 1 dan 24 minggu. Sistem peredaran darah ibu hamil akan berkembang pesat. Oleh karena itu, hal ini mempengaruhi tekanan darah.

5. Anemia

Kurangnya hemoglobin dapat menyebabkan penurunan tekanan darah. Sebab kadar hemoglobin yang berada di bawah batas normal berarti tubuh tidak memiliki cukup darah untuk bersirkulasi. Dengan cara ini, tekanan darah pun ikut turun.

Gejala hipotensi

Secara umum, hipotensi tidak selalu menimbulkan gejala, namun penting untuk diwaspadai. Berikut beberapa gejala hipotensi diantaranya:

  • Gampang pusing.
  • Mual atau muntah.
  • Sangat mudah untuk merasa lemah.
  • Penglihatan kabur.
  • Kesulitan berkonsentrasi.
  • Kulit cenderung pucat.
  • Mudah pingsan.
  • Bingung atau bingung.
  • Pernafasan dangkal dan cepat.

Bagaimana cara mengobati hipotensi?

Dokter biasanya memberikan serangkaian pengobatan kepada pasien jika didiagnosis mengalami hipotensi. Perawatan untuk mengatasi tekanan darah rendah adalah:

Meresepkan obat yang menyempitkan pembuluh darah: Contoh obat tersebut antara lain vasopresin, katekolamin, dan lain-lain.

Peningkatan volume darah rendah: Jenis pengobatan untuk tekanan darah rendah disebut resusitasi cairan. Prosedur ini dilakukan dengan menyuntikkan cairan ke dalam aliran darah secara intravena.

Bagaimana mencegah hipotensi

Hipotensi dapat dicegah melalui pola hidup sehat. Ada beberapa cara untuk mencegah hipotensi, seperti:

Minumlah air yang cukup. Untuk menghindari dehidrasi, Anda perlu minum air putih minimal 2 liter sehari.

Berolahragalah secara teratur, minimal 30 hingga 60 menit sehari.

Makan makanan sehat, perbanyak makan sayur dan buah.

Jika ingin mengubah posisi, lakukan secara perlahan. Misalnya saja saat Anda sedang berbaring atau duduk, Anda perlu menarik napas dalam-dalam sebelum berganti posisi.




Write a Facebook Comment

Komentar dari Facebook

View all comments

Write a comment